A. Pengertian Diksi atau Pilihan kata
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan
sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan
untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi
persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka
diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti :
·
Ketepatan dalam pemilihan kata dalam
menyampaikan suatu gagasan.
·
Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan
untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang
ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan
situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
·
Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu
memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan
mudah dimengerti.
Contoh Paragraf
:
·
Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan
teman-temanku. Udara disana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak
terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
·
Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana
untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai
disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup.
Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut
kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang
dengan hati senang.
Kedua paragraf diatas punya makna yang sama. Tapi dalam pemilihan diksi
pada contoh paragraph kedua menjadi enak dibaca, tidak membosankan bagi
pembacanya.
B.
Syarat-Syarat
Pemilihan Kata
1.
Makna
Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna
wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu
pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna
denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan
sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini
adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai
akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan
pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti
untung atau pukul.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar
kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti
juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu
makna kata adalah makna denotatif atau konotatif.
2.
Makna Umum
dan Khusus
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau
tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak
seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan
mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian juga gurame, lele,
sepat, tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini kata acuannya
lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih
khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.
3.
Kata abstrak
dan kata konkret.
Kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindra disebut kata konkret,
seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan
sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak,
seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan
gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat
teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau
dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar
dan tidak cermat.
4.
Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna
yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya
ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu
bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar.
Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan
makna konotatif suatu kata.
5.
Kata Ilmiah dan kata popular
Kata ilmiah
merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar,
terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, serta
diskusi-diskusi khusus.
Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata
populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari pernyataan diatas dapat
disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau
pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah,
laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.
Agar dapat memahami perbedaan
antara kata ilmiah dan kata populer, berikut daftarnya:
Kata Ilmiah
|
Kata populer
|
Analogi
|
Kiasan
|
Final
|
Akhir
|
Diskriminasi
|
perbedaan perlakuan
|
Prediksi
|
Ramalan
|
Kontradiksi
|
Pertentangan
|
Format
|
Ukuran
|
Anarki
|
Kekacauan
|
Biodata
|
biografi singkat
|
Bibliografi
|
daftar pustaka
|
C. Pembentukan
Kata
Ada dua cara
pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam
bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang sudah ada,
sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan.
1.
Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan
Kata
Pada bagian berikut
akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang sering kita temukan, baik
dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis.
1.
Penanggalan
awalan meng-
2.
Penanggalan
awalan ber-
3.
Peluluhan
bunyi /c/
4.
Penyengauan
kata dasar
5.
Bunyi
/s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
6.
Awalan
ke- yang kelirupemakaian akhiran –ir
7.
Padanan
yang tidak serasi
8.
Pemakaian
kata depan di, ke, dari, bagi, pada,, daripada dan terhadap
9.
Penggunaan
kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman
10. Penggunaan kata yang hemat
11. Analogi
12. Bentuk jamak dalam bahasa indonesia
2.
DEFINISI
Definisi adalah suatu
pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep istilah
tertentu. Dalam membuat definisi hal
yang perlu di perhatikan adalah tidak boleh mengulang kata atau istilah yang
kita definisikan.
Contoh definisi :
Majas personifikasi adalah kiasan
yang menggambarkan binatang, tumbuhan, dan benda-benda mati seakan hidup
selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat, perasaan dan kegiatan seperti
manusia. Definisi terdiri dari :
1.
Definisi
nominalis
Definisi nominalis
adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum di mengerti.
Umumnya di gunakan pada permulaan suatu pembicaraan atau diskusi.
Definisi nominalis
ada enam macam, yaitu definisi sinonim, definisi simbolik, definisi etimologik,
definisi semantik, definisi stipulatif, dan definisi denotatif.
2.
Definisi
realis
Definisi realis
adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah, bukan hanya
menjelaskan tentang istilah. Definisi realis ada tiga macam, yaitu :
-
Definisi
esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan antara penjelasan dengan cara menunjukkan
bagian-bagian suatu benda (definisi analitik) dengan penjelasan dengan cara
menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan diferensia
(definisi konotatif).
-
Definisi
diskriptif
yaitu penjelasan
dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus yang menyertai hal tersebut dengan
penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi.
3.
Definisi
praktis
Definisi praktis
adalah penjelasan tentang sesuatu hal yang di jelaskan dari segi kegunaan atau
tujuan. Dibedakan atas tiga macam.
-
Definisi
operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah pengujian
serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat di amati.
-
Definisi
fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan kegunaan dan
tujuannya.
-
Definisi
persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang dapat
mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain.
3.
Kata Serapan
Kata serapan adalah
kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai dengan EYD. Kata
serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah
banyak menyerap terutama dalam unsur kosa kata. Bahasa asing yang masuk dan
memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa Indonesia antara lain dari bahasa Sansekerta,
bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa Inggris dan ada juga dari bahasa Tionghoa.
Analogi dan Anomali kata serapan dalam bahasa Indonesia. Penyerapan kata ke
dalam bahasa Indonesia terdapat 2 unsur, yaitu:
- Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan
analogi apabila kata tersebut memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan dengan
pelafalannya.
- Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa
(anomali) : dikatakan anomali apabila kata tersebut tidak sesuai antara ejaan
dan pelafalannya.
4.
Analogi
Karena analogi adalah
keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan dengan kaidah-kaidah
bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi, sistem ejaan atau struktur bahasa.
Ada beberapa contoh kata yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui
proses penyesuaian ataupun tidak, misalnya :
Indonesia
|
Aslinya
|
aksi
|
action(Inggris)
|
bait
|
bait (Arab)
|
boling
|
bowling (Inggris)
|
dansa
|
dance (Inggris)
|
derajat
|
darrajat
(Arab)
|
ekologi
|
ecology (Inggris)
|
fajar
|
fajr (Arab)
|
insane
|
insane (Arab)
|
|
Menurut taraf
integrasinya unsur pinjaman ke dalam bahasa asing dapat dibagi dua golongan.
Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
Indonesia. Unsur seperti ini di pakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua unsur pinjaman
yang pengucapan dan tulisannya telah di sesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia.
5.
Anomali
Indonesia
|
Aslinya
|
bank
|
bank
(Inggris)
|
Intern
|
intern
(Inggris)
|
qur’an
|
qur’an
(Arab)
|
jum’at
|
jum’at
(Arab)
|
Kata-kata di atas
merupakan beberapa contoh kata serapan dengan unsur anomali. Bila kita amati,
maka akan dapat di simpulkan bahwa lafal yang kita keluarkan dari mulut dengan
ejaan yang tertera, tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal yang tidak
sesuai adalah : bank=(nk), jum’at=(’).
Kata-kata asing yang
diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa mengalami perubahan
penulisan memiliki kemungkinan untuk di baca bagaimana aslinya, sehingga timbul
anomali dalam fonologi. Contoh :
Indonesia
|
Aslinya
|
Expose
|
Expose
|
Export
|
Export
|
exodus
|
Exodus
|
Kata kadang-kadang
tidak hanya terdiri dari satu morfem, ada juga yang terdiri dari dua morfem
atau lebih. Sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh. Misalnya :
Indonesia
|
Aslinya
|
Federalisme
|
federalism (Inggris)
|
Bilingual
|
bilingual (Inggris)
|
Dedikasi
|
dedication (Inggris)
|
Edukasi
|
education (Inggris)
|
Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:
Gramedia.
Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi
atau Pilihan Kata: Suatu Spesifikasi
di dalam kosa kata” Dalam Majalah Pembinaan
Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor
3. Jakarta: Bharata.