Thursday, 27 October 2016

KATA SERAPAN BAHASA INDONESIA



Kata Serapan
1 Pengertian Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang diserap dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, yang di gunakan dalam bahasa Indonesia yang cara penulisannya mengalami perubahan ataupun tidak mengalami perubahan. Setiap masyarakat bahasa memiliki cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu yang sering dianggap lebih mudah adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
Soal kata serapan dalam bahasa atau lebih tepatnya antar bahasa adalah merupakan suatu hal yang lumrah. Setiap kali ada kontak bahasa lewat pemakainya pasti akan terjadi serap menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti mudah menerima pengaruh.
Bunyi bahasa dan kosa kata pada umumnya merupakan unsur bahasa yang bersifat terbuka, dengan sendirinya dalam kontak bahasa akan terjadi saling pengaruh, saling meminjam atau menyerap unsur asing. Peminjaman ini dilatar belakangi oleh berbagai hal antara lain kebutuhan, prestise, kurang faham terhadap bahasa sendiri atau berbagai latar belakang yang lain.
Tidak ada dua bahasa yang sama persis apalagi bahasa yang berlainan rumpun. Dalam proses penyerapan dari bahasa pemberi pengaruh kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi perubahan-perubahan. Ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh, ada proses penyerapan yang terjadi dengan beberapa penyesuaian baik yang terjadi dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis. Dalam penyesuaian itu akan terjadi, pergeseran baik dalam ucapan maupun ejaan antar bahasa pemberi dan penerima pengaruh maupun pergeseran sistematis.
Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap unsur-unsur asing baik bahasa asing ataupun hbahasa daerah terutama dalam hal kosa kata. Pertumbuhan ini disesuaikan dengan perkembangan zaman dan budaya masyarakat.


Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat dibawah ini terpenuhi, yaitu:
a.       Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya;
b.      Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya; dan
c.       Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia   terlalu banyak sinonimya.
Secara umum kata serapan tersebut masuk ke dalam bahasa Indonesia dengan 4 cara, yaitu:
a.       Adopsi. Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara keseluruhan.
b.      Adaptasi. Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
c.       Penerjemahan. Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia
d.      Kreasi. Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.


Contoh dan Daftar Kata Serapan Bahasa Indonesia Beserta Pengertiannya Lengkap - Kata serapan kata pungutan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa negara lain yang telah dijadikan sebagai kosa kata dalam Bahasa Indonesia karena telah terintegerasi dan sudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Kata serapan berfungsi untuk memperkaya ragam bahasa dan juga berguna untuk menambah wawasan seseorang tentang kosa kata bahasa asing.

Dalam Bahasa Indonesia sendiri kata serapan berasal dari berbagai bahasa asing di dunia seperti Bahasa Inggris, Bahasa Belanda, Bahasa Arab, Bahasa Portugis, Bahasa Melayu, dan lain-lain. Oleh karena itu mari kita bahas selengkapnya tentang materi kata serapan ini.

Proses Serapan Kata
Penyerapan kata pada dasarnya melalui beberapa proses hingga akhirnya dapat menjadi kosa kata sempurna menurut kaidah suatu bahasa. Adapun proses masuknya atau terserapnya bahasa asing terbagi menjadi 3 langkah berurutan yaituadopsi, adaptasi dan pungutan. Simak penjelasannya berikut ini:

1. Adopsi
Adopsi adalah proses terserapnya kosa kata bahasa asing yang diambil oleh pemakai karena memiliki makna yang sama namun tanpa merubah cara penulisan, pengucapan atau dengan kata lain kata yang diambil sama persis dengan bentuk aslinya.

Contoh: Laptop, snack, hotdog, dan sebagainya.

2. Adaptasi
Adaptasi adalah proses serapan bahasa asing yang digunakan pemakai karena memiliki makna yang sama dengan bahasa indonesia namun kata serapan tersebut telah dirubah aturan dan kaidah penulisannya sesuai bahasa yang menyerap.

Contoh:
  1. Communication = komunikasi
  2. Guitar = gitar
  3. Glass = gelas
  4. Optimize = optimal
  5. Jacket = Jaket
  6. Position = Posisi

3. Pungutan
Pungutan yaitu proses masuknya bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia yang terjadi karena pemakai bahasa mengambil konsep yang ada pada bahasa sumber, lalu kata serapan tersebut, padanan katanya dicairkan menurut bahasa indonesia. Proses ini juga dapat disebut dengan proses penerjemahan karena dalam penggunaannya bahasa yang diserap memiliki makna asli dari bahasa asalnya.

Contoh:
  1. Schedule = Jadwal
  2. Background = Latar belakang
  3. Problem = Masalah/kendala

Macam-Macam Kata Serapan
Ada banyak sekali bahasa serapan yang telah diserap menjadi bahasa indonesia. Hal tersebut dikarenakan berbagai hal seperti misalnya negara yang memiliki bahasa tersebut merupakan negara yang cukup berpengaruh bagi negara penyerap bahasa sehingga bahasa akan dengan mudah diserap dan diterima. Adapun bahasa yang paling umum diserap dalam bahasa Indonesia antara lain seperti Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Belanda, Bahasa Jawa, dan bahasa lainnya. Simak penjelasannya berikut ini.

1. Bahasa Inggris
Bahasa inggris merupakan bahasa yang sudah sejak lama ditetapkan sebagai bahasa internasional atau bahasa penghubung berbagai bahasa di dunia agar mempermudah tersampainya komunikasi. Oleh karena itulah bahasa inggris sangat dengan mudah diserap kedalam bahasa Indonesia. Berikut adalah contoh kata serapan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Access = Akses
Aquarium = Akuarium
Account = Akun
Activist = Aktivis
Aerobic = Aerobik
Agribusiness = Agribisnis
Agronomy= Agronomi
Artist = Artis
Accessory = Aksesoris
Association = Asosiasi
Bomb = Bom
Bus = Bis
Ballpoint = Bolpen
Business = Bisnis
Balloon = Balon
Bandit = Bandit
Book = Buku
Calculator = Kalkulator
Calender = Kalender
Cartoon = kartun
Circuit = Sirkuit
Cellular = Seluler
Computer = Komputer
Coin = Koin
Compress = Kompres
Coffee = Kopi
Collection = Koleksi
Community = Komunitas
Cowboy = Koboy
Copy = Salin
Course = Kursus
Conglomerate = Konglomerat
Conducive = Kondusif
Detail = detail 
Department = Departemen
Data = Data 
Dictator = Diktator
Design = Desain
Dollar = Dolar
Discount = Diskon
Domestic = Domestik
Director = Direktur
Disinfectant = Disinfektan
Dimension = Dimensi
Director = Direktur
Ecosystem = Ekosistem
Edition = Edisi
Efficiency = Efisiensi
Ecology = Ekologi
Education = Edukasi
Embryo = Embrio
Enzyme = Enzim
Erosion = Erosi
Evaluation = Evaluasi
Export = Ekspor
Expose = Ekspos
Erotic = Erotis
Essay = Esai
Estimation = Estimasi
Fact = Fakta
Federation = Federasi
Fermentation = Fermentasi
Focus = Fokus
Finish = Finis
Freeman = Preman
Genetic = Genetik
Glamour = Glamor
Gossip = Gosip
Guitar = Gitar
Group = Grup
Glass = Gelas
    
2. Bahasa Belanda
Belanda merupakan bangsa yang menjajah bangsa indonesia selama lebih dari 3,5 abad. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi bahasa yang ada di Indonesia untuk menyerap bahasa belanda. Oleh karena itu wajar saja jika bahasa Belanda sangat banyak terdapat di dalam bahasa Indonesia. Simak kata serapan bahasa belanda berikut ini.

absen = absent
absensi = absentie
afdruk = afdruk
Agustus = augustus
akademi = academie
aki [mobil] = accu
aklamasi = acclamatie
aksen = accent
aksi = actie
aktuil = actueel
akuntan = accountant
akur = akkoord
akurat = accuraat
album = album
alias = alias
alinea = alinea
alpukat = avocaat
altar = altaar
bakteri = bacterie
balada = ballade
balkon = balkon
ban = band
banderol = banderol
bank = bank
bandit = bandiet
basis = basis
batalyon = bataljon
batere = batterij
baut = bout
beha = beha
beken = bekend
bel = bel
belasting = belasting
dak = dak
dansa = dansen
dam = dam
dasi = das
dek = dek
dekan = decaan
delegasi = delegatie
demarkasi = demarcatie
demisioner = demissionair
demokrasi = demokratie
deponir = deponeren
deportasi = deportatie
depot = depot
egois = egoistisch
ekonom = econoom
eksemplar = exemplaar
eksim = eczeem
eksklusif = exclusief
ekstrem = extreem
elementer = elementair
email = email
embargo = embargo
emosionil = emotioneel
entusias = enthousiast
epilepsi = epilepsie

3. Bahasa Jawa Kuno atau Sansekerta

Bahasa jawa kuno atau bahasa sansekerta merupakan bahasa yang sangat dipegang oleh masyarakat jawa bahkan hingga saat ini. Sejak zaman dahulu penggunaan bahasa jawa memang sudah digunakan di Indonesia terutama oleh masyarakat jawa. Ditambah lagi pusat pemerintahan Indonesia terletak di pulau jawa sehingga mau tak mau penggunaan bahasa jawa secara perlahan masuk kedalam bahasa Indonesia sehingga sering kita temukan pada bahasa Indonesia terdapat kosa kata yang merupakan bahasa jawa. Lihat contohnya di bawah ini.

adicita = ādicitta
adikara = adhikara
adipati = ādipati = raja agung
adiraja = ādirāja =  raja utama
Aditya = Āditya = Dewa Matahari
agama = āgama = din; tradisi suci
aji = mantra
aja = hanya
aksara = akṣara = huruf
aksi = akṣi = mata, sesuatu yang dilihat
angkara = ahaṅkāra = murka
angkasa = ākāśa = langit
angsa = haṃśa = sowang
angsoka = aśoka = sejenis pohon
aniaya = anyāya = siksa
bagian = bhāgya
bahagian = bhāgya
bahagia = bhāgya = sukacita
bahasa = bhāṣa 
bahaya = bhaya 
bangsi = vaṃśi = peluit
bareksa = vṛkṣa = pohon
basmi = dari frasa bhasmī bhūta = musnah
Batara = bhaṭāra = Dewa
Batari = bhaṭārī = Dewi
bausastra = bahuśāstra = kamus 

4. Bahasa Arab

Kita semua tahu bahwa bahasa arab merupakan bahasa yang menurut umat islam percayai adalah bahasa yang digunakan untuk beribadah. Islam di Indonesia merupakan agama mayoritas oleh karena itu tak heran jika bahasa arab banyak yang terserap kedalam bahasa Indonesia. Selain itu, dahulu bangsa arab juga merupakan bangsa pedagang yang suka berlayar dan banyak yang menyandarkan kapal-kapalnya di Indonesia untuk berdagang untuk waktu yang lama. LIhat contoh kata serapan bahasa Arab di bawah ini.

abad = abad 
abadi = abadī
ab'ad = ab`āḍ
abawi = abawī
abdi = `abd
abdul = abdu'l
bab =  bāb
Babil = Bābil 
Babussalam =  Bābu'ssalām
bada =  ba`da
badahu = ba`dahu 
badal = badal 
badan = badan
badani = badanī
badar = badr
dabus = dabbūs
daerah = dā'ira
daftar
dahiat = dāhiya
dahri = dahrī
dahriah = dahrīya
dahsyat = dahsha
daif = ḍa`īf
daim = dā'im
dain = dain
Dajal = dajjāl
dakah = dakka
dakhil = dākhil
dakik = daqīq



2. Pengertian dan Fungsi Bahasa Daerah
Dalam rumusan Seminar Politik Bahasa (2003) disebutkan bahwa bahasa daerah adalah bahasa yang dipakai sebagai bahasa perhubungan intradaerah atau intramasyarakat di samping bahasa Indonesia dan yang dipakai sebagai sarana pendukung sastra serta budaya daerah atau masyarakat etnik di wilayah Republik Indonesia. Bahasa Indonesia, bahasa rumpun Melayu, dan bahasa asing tidak masuk dalam kategori bahasa daerah.
Kemudian, dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007, juga dijelaskan mengenai batasan bahasa daerah, yaitu bahasa yang digunakan sebagai sarana komunikasi dan interaksi antaranggota masyarakat dari suku atau kelompok etnis di daerah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Batasan yang kedua, dibandingkan dengan batasan pertama, sama-sama melihat bahasa daerah dari sudut pandang fungsi dan area pemakaian bahasa. Akan tetapi, batasan kedua lebih jelas dalam menunjukkan hal penutur bahasa daerah, yakni suku atau kelompok etnis. Meskipun demikian, kedua batasan tersebut tampaknya masih dirasa kurang lengkap. Batasan tersebut tidak menyebutkan secara jelas asal-usul bahasa dan penuturnya.
Oleh karena itu, batasan bahasa daerah itu disempurnakan lagi dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan secara turun-temurun oleh warga negara Indonesia di daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bahasa daerah setidaknya memiliki lima fungsi, yaitu sebagai:
a.       Lambang kebanggaan daerah;
b.      Lambang identitas daerah;
c.       Alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah;
d.      Sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia; dan
e.       Pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia.
Sementara itu, dalam hubungannya dengan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah berfungsi sebagai:
a.       Pendukung bahasa Indonesia;
b.      Bahasa pengantar di tingkat permulaan sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar  pengajaran bahasa Indonesia dan/atau pelajaran lain; dan
c.       Sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia. Selain itu, dalam situasi tertentu bahasa daerah dapat menjadi pelengkap bahasa Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintah di tingkat daerah.

3. Kontribusi Kosakata Bahasa Daerah dalam Bahasa Indonesia
Ada beberapa cara untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kosakata bahasa daerah dalam bahasa Indonesia. Salah satunya adalah dengan melihat keberadaan kosakata bahasa daerah di dalam kamus. Kamus, selain menjadi sumber rujukan dalam memahami makna kata suatu bahasa, juga merupakan rekaman tertulis penggunaan bahasa yang (pernah) digunakan oleh masyarakat penggunanya. KBBI merupakan salah satu kamus komprehensif yang merekam penggunan kata, termasuk di dalamnya kosakata bahasa daerah yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia. KBBI disusun berdasarkan kamus bahasa Indonesia yang telah ada sebelumnya, seperti Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1985), Kamus Indonesia (Harahap, 1951), dan Kamus Modern Bahasa Indonesia (Zain, t.t.).
KBBI Pusat Bahasa Edisi Keempat (2008) memuat kurang lebih 70 bahasa daerah yang telah dianggap sebagai warga bahasa Indonesia. Selain bahasa daerah, KBBI juga memuat dialek Melayu, seperti Melayu Jakarta, Melayu Jambi, dan Melayu Medan, serta memuat bahasa asing, seperti bahasa Arab, bahasa Belanda, dan bahasa Cina.
Kosakata dari bahasa daerah tersebut dapat diidentifikasi dengan dua cara, yaitu (1) melihat label yang ditulis antara lema dan kelas kata dan (2) melihat informasi asal bahasa yang ada di dalam definisi. Berdasarkan penghitungan dengan hanya memperhatikan label penggunaan bahasa daerah, diketahui bahwa kosakata serapan bahasa daerah berjumlah 3.592 entri. Jika dilihat dari jumlah entri yang terdapat dalam KBBI Edisi Keempat (2008) yang memuat 90.049 entri, bahasa daerah ternyata hanya memberikan kontribusi sebesar lebih kurang 3,99% dalam kosakata bahasa Indonesia. Jumlah tersebut sungguh sangat kecil. Oleh karena itu, pernyataan yang menyebutkan bahwa bahasa daerah adalah pilar utama dan penyumbang terbesar kosakata bahasa negara, seperti yang tersurat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007, perlu dipertimbangkan kembali. Berikut ini adalah tabel lengkap bahasa daerah dan jumlah kosakata yang disumbang.
No
Bahasa
Jumlah Kosakata
Persentase
Provinsi
1
Jawa
1109
30,87%
Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY
2
Minangkabau
929
25,86%
Sumatera Barat
3
Sunda
223
6,21%
Jawa Barat
4
Madura
221
6,15%
Jawa Timur
5
Bali
153
4,26%
Bali
6
Aceh
112
3,12%
Aceh
7
Banjar
100
2,78%
Kalimantai Timur
8
Muna
63
1,75%
Sulawesi Tenggara
9
Using
46
1,28%
Jawa Timur
10
Gayo
45
1,25%
Aceh
11
Tolaki
42
1,17%
Sulawesi Tenggara
12
Wolio
36
1,00%
Sulawesi Tenggara
13
Muyu
33
0,92%
Papua
14
Batak
32
0,89%
Sumatera Utara
15
Alas
30
0,84%
Aceh
16
Kaili
30
0,84%
Sulawesi Tengah
17
Bugis
24
0,67%
Sulawesi Selatan
18
Dayak
20
0,56%
Kalimantan Tengah
19
Sangir/Sangihe
19
0,53%
Sulawesi Utara
20
Sasak
18
0,50%
NTB
21
Lampung
17
0,47%
Lampung
22
Benuaq
16
0,45%
Kalimantan Timur
23
Makassar
15
0,42%
Sulawesi Selatan
24
Berik
14
0,39%
Papua
25
Jayawijaya
13
0,36%
Papua
26
Sumbawa
13
0,36%
NTB
27
Papua
12
0,33%
Papua
28
Putuk
12
0,33%
Kalimantan Timur
29
Dani
11
0,31%
Papua
30
Pulo/Wakatobi
11
0,31%
Sulawesi Tenggara
31
Minahasa
10
0,28%
Papua
32
Mandar
10
0,28%
Sulawesi Selatan
33
Tombulu
10
0,28%
Sulawesi Utara
34
Minahasa Tonsea
10
0,28%
Sulawesi Utara
35
Abrab
9
0,25%
Papua
36
Sentani
8
0,2%
Papua
37
Toulour
8
0,22%
Sulawesi Utara
38
Toraja
7
0,19%
Sulawesi Selatan
39
Bugis-Makassar
6
0,17%
Sulawesi Selatan
40
Bima
6
0,17%
NTB
41
Kapuas Hulu
6
0,17%
Kalimantan Barat
42
Kamoro
6
0,17%
Papua
43
Talaud
6
0,17%
Sulawesi Utara
44
Waropen
6
0,17%
Papua
45
Biak
5
0,14%
Papua
46
Ekagi
5
0,14%
Papua
47
Fakfak
5
0,14%
Papua
48
Kulawi
5
0,14%
Sulawesi Tengah
49
Massenrempulu
5
0,14%
Sulawesi Selatan
50
Sorong
5
0,14%
Papua
51
Asmat
4
0,11%
Papua
52
Wamena
4
0,11%
Papua
53
Aji
3
0,08%
Sumatera Selatan
54
Basemah
3
0,08%
Sumatera Selatan
55
Mimika
3
0,08%
Papua
56
Sekayu
3
0,08%
Sumatera Selatan
57
Pegunungan Tengah
2
0,06%
Papua
58
Awyu
1
0,03%
Papua
59
Baliem
1
0,03%
Papua
60
Bauzi
1
0,03%
Papua
61
Damal/Amungkal
1
0,03%
Papua
62
Jayapura
1
0,03%
Papua
63
Kimaam
1
0,03%
Papua
64
Kaureh
1
0,03%
Papua
65
Lengkayap
1
0,03%
Sumatera Selatan
66
Bian Marind Deg
1
0,03%
Papua
67
Ormu
1
0,03%
Papua
68
Petapa
1
0,03%
Sulawesi Tengah
69
Rampi
1
0,03%
Sulawesi Tengah
70
Wandamen
1
0,03%
Papua

Total
3592



Dari tabel di atas, bahasa Jawa menempati urutan teratas dalam kontribusinya terhadap pengembangan kosakata bahasa Indonesia, yakni sebesar 30,54 %. Berturut-turut disusul oleh bahasa Minangkabau (25,59%), Sunda (6,14%), Madura (6,09%), Bali (4,21%), Aceh (3,08%), dan Banjar (2,75%). Sementara itu, di urutan bawah umumnya ditempati oleh bahasa di sebelah timur Indonesia, terutama wilayah Papua. Dari fakta tersebut, terlihat bahwa bahasa yang secara geografis terletak di wilayah barat Indonesia lebih banyak memberikan kontribusi kosakata daripada bahasa di wilayah timur meskipun dari segi jumlah bahasa, di wilayah timur lebih banyak daripada di wilayah barat.
Berdasarkan jumlah penuturnya, terdapat 13 bahasa daerah yang penuturnya di atas satu juta orang, yaitu bahasa Jawa (75.200.000), Sunda (27.000.000), Melayu (20.000.000), Madura (13.694.000), Minang (6.500.000), Batak (5.150.000), Bugis (4.000.000), Bali (3.800.000), Aceh (3.000.000), Sasak (2.100.000), Makassar (1.600.000), Lampung (1.500.000), dan Rejang (1.000.000) (Lauder dan Lauder, 2012). Besarnya jumlah penutur ternyata berkorelasi dengan jumlah kosakata bahasa daerah yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Makin besar jumlah penuturnya, makin besar kecenderungan kosakata yang diserap. Selain itu, proses penyerapan kosakata di dalam sejarah bahasa Melayu/Indonesia sudah lama berjalan. Jadi, tidaklah mengherankan jika bahasa serumpun yang jumlah penuturnya tergolong besar menjadi penyumbang utama dalam kosakata bahasa Indonesia. Namun, hal itu tidak berlaku pada bahasa Minang karena meskipun dalam hal jumlah penutur berada di peringkat kelima, ternyata bahasa Minang merupakan penyumbang kedua terbesar di atas bahasa Sunda dan bahasa Madura yang memiliki jumlah penutur yang lebih besar. Hal itu tampaknya karena dukungan tradisi sastra Indonesia yang dahulu didominasi oleh sastrawan asal Minangkabau.
            Selain jumlah penutur, ada beberapa faktor lain yang memengaruhi banyak atau sedikitnya kosakata bahasa daerah diserap ke dalam bahasa Indonesia, khususnya ke dalam KBBI, yaitu
  1. kekerapan penggunaan kosakata bahasa daerah oleh wartawan di media massa,
  2. kekerapan penggunaan kosakata bahasa daerah oleh penulis atau sastrawan dalam karangannya,
  3. kekerapan penggunaan kosakata bahasa daerah oleh tokoh publik, dan
  4. ketersediaan konsep baru pada kosakata bahasa daerah yang tidak dimiliki oleh bahasa Indonesia.
Bahasa Melayu dengan berbagai dialeknya dalam KBBI tidak dianggap sebagai bahasa daerah karena bahasa Melayu mendasari bahasa Indonesia dan telah dipakai sebagai lingua franca selama berabad-abad di seluruh kawasan Indonesia. Sumbangan dialek bahasa Melayu dalam kosakata bahasa Indonesia di dalam KBBI (2008), dengan melihat label yang ditulis antara lema dan kelas kata, tercatat sebanyak 596 entri, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.  
No.
Dialek
Label
Jumlah Kosakata
Persentase
1
Melayu Jakarta
Jk
454
76,17%
2
Melayu Jambi
Jb
44
7,38%
3
Melayu Palembang
Plb
28
4,70%
4
Melayu Medan
Md
26
4,36%
5
Melayu Riau
Ri
25
4,19%
6
Melayu Kalimantan
Klm
11
1,85%
7
Melayu Manado
Mnd
8
1,34%
Total
596


4 Daftar Kosakata Bahasa Daerah yang Diserap ke dalam Bahasa Indonesia
            Berikut ini adalah daftar kosakata bahasa daerah yang diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu kata-kata atau unsur-unsur bahasa daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia sehari-hari maupun dalam kamus. Daftar berikut hanya sebagian dari keseluruhan kosakata tersebut karena untuk mencatatkan keseluruhan kosakata tersebut membutuhkan penelitian yang lebih lanjut dalam lingkungan sosial.

No
Bahasa Daerah
Kosakata
Makna
1
Bahasa Jawa
Alot
Liat
Abangan
Golongan muslim
Abdi dalem
Pegawai keraton
Adem ayem
Sejuk tenang
Ajang
*
Ajek
Teratur
Aji mumpung
*
Aleman
Senang dipuji
Alun-alun
*
Amblas
*
Ambruk
*
Ampuh
*
Anak
*
Ancang-ancang
*
Ancar-ancar
Perkiraan
Andong
Kereta kuda
Anggur
*
Angker
*
Anglo
*
Anjlok
*
Antek
*
Anteng
Tenang
Anu
*
Anyar
*
Apek
Bau
Apes
*
Apik
*
Arisan
*
Arit
Sabit; pisau
Atur
*
Babat
*
Bablas
*
Babut
*
Bahu
*
Baki
*
Bakul
*
Bareng
*
Bejat
*
Belek
*
Besan

Bindeng
Bersuara sengau
Bisa
*
Blak-blakan
*
Blangkon
*
Bodong

Bong
Profesi
Budek
*
Buduk
Penyakit 
Caplok
*
Cawe-cawe
*
Cebol
*
Celingukan
*
Cemani
Warna
Cemplung
*
Cengkal
Ukuran
Ceplas-ceplos
*
Cetok
Perkakas
Ciblon
Permainan
Ciduk
*
Cikal bakal
*
Copot
*
Corong
*
Cukup
*
Cungkup
Rumah kubur
Dasa
*
Deg-degan
*
Dempul
*
Dengkul
*
Deragem
Warna
Digdaya
Tidak terlukai
Dombolong
*
Dower
*
Doyan
*
Dulang
*
Ecer
*
Edan
*
Emoh
Tidak mau
Enteng
*
Gambling
*
Gampang
*
Ganyang
*
Gawe
Pekerjaan
Gebrak
*
Gede
*
Gelontor
Menghanyutkan
Gembok
*
Gembos
*
Gerabah
Alat-alat dapur
Getok tular
*
Gingsul
*
Gondola
*
Gonjang-ganjing
*
Gono-gini
*
Gosong
*
Guci
*
Gudik
*
Irit
*
Jagabaya
Jabatan
Jagal
*
Jajan
*
Jelalatan
*
Joget
*
Jor-joran
Mengunggul-ungguli
Kadas
*
Kagok
Susah
Kalang kabut
*
Kapalan
*
Kayu
*
Kebaya
*
Kecipratan
*
Kejawen
*
Kelilipan
*
Kerasan
*
Kiprah
*
Legowo
Ikhlas; rela
Lembur
*
Lengser
*
Lugas
*
Lugu
*
Mangap
*
Manut-manutan
Patuh
Melek
*
Membopong
*
Menabok
*
Mencopet
*
Mendelik
*
Mendeprok
*
Mendompleng
*
Mengeyel
*
Menggendong
*
Menggeblak
Jatuh terlentang
Menggitik
Memukul
Mengutil
*
Menyunggi
Menjunjung
Merem
*
Mitra
*
Ngomong
*
Ngoyo
Memaksakan diri
Nyolong
*
Pakem
*
Pamong praja
*
Pamrih
*
Panu
*
Pemirsa
*
Perlu
*
Perot
Pencong; miring
Pesek
*
Pilek
*
Pondok
*
Pramugari
*
Prihatin
*
Rampung
*
Rangga
Pangkat
Rebutan
*
Rembuk
*
Rikuh
Malu-malu
Selentik
*
Selenting
*
Sembrono
*
Semburat
*
Sumeh
Murah senyum
Sungkan
*
Sungkan
*
Sungkawa
*
Surjan
*
Swasembada
*
Tampah
*
Tatakrama
*
Tepos
*
Terjungkal
*
Tiwul
Makanan dari gaplek
Tunanetra
*
Tunarungu
*
Tunawicara
*
Tuntas
*
Tutuk
Mengetuk
Udar
*
Unduh
*
Unek-unek
*
Unggah
*
Upeti
*
Urakan
*
Wajik
*
Wanti-wanti
*
Warsa
*
2
Bahasa Betawi
Ablag
Terbuka lebar
Acak
Tidak teratur
Adat
*
Ambek
Mengambek
Amen
Mengamen
Amprok
Dijodohkan
Anggur
Menganggur
Antup
Sengat
Apa
*
Bè’ol
Buang air besar
Bekoar
Berkata sombong
Bekutet
Terpaku
Belèpotan
*
Belingsatan
Tidak tenang
Belo
Mata besar
Bèncong
*
Bengal
*
Bengep
*
Bengok
Sakit pipi
Bènjol
*
Bènyèk
Lembek
Benyènyèh
Bernanah
Berabé
*
Berèndèng
*
Bèrèt
Baret
Bero
Hernia burut
Beser
Sering buang air kecil
Beset
Terluka
Betot
Menarik paksa
Bewok
Jambang
Bikang
Nama kue
Biku-biku
Pita kecil
Binal
*
Bodong
Pusar jambu
Bokè’
*
Bokong
*
Bokor
Mangkuk
Bongsang
Keranjang kecil
Bontot
Bungsu
Bopong
Membawa
Bruntusan
Bintil-bintil kulit
Budeg
Tuli
Budug
Penyakit kulit
Butut
*
Buyar
*
Cadel
*
Caling
Taring
Calo’
Perantara
Cangcut
Kancut
Cantol
*
Caplok
*
Caplok
*
Cèbok
*
Cecer
*
Celentang
Telentang
Centèng
*
Centil
*
Cermin
*
Cèwè
*
Cingcong
*
Cipok
*
Cowok
*
Cuèk
*
Dedengkot
Gembong
Dèking
Pelindung
Demek
Lembab
Demen
*
Doang
*
Dol
Longgar
Domplang
Roboh
Dong
*
Donga’
Menengadah
Duilah
Menyatakan kaget
Dumel
*
Èntot
*
Enyot
*
Èrèt
Memikat
Gaco’an
Pacar
Kecelé
Kecewa
Kopek
*
Ngaco
*
Nyèntrik
*




3
Bahasa Mingkabau
Balayan
Penyakit
Cabul
Porno
Cangap
Rakus
Cuduh
Waktu
Ganih
Warna
Kanceh
Kerdil
Kuririk
Jangkrik
Rangkiang
Bangunan
Saka
Pangkat
Sanjai
Panganan
Sansei
Sengsara
Uni
Kerabat
4
Bahasa Sunda
Anjangsana
Berkunjung
Anjun
Profesi
Aom
Gelar
Asoi
Menyenangkan
Bagong
Fauna
Caing
Ukuran
Calung
Seni
Corob
Penyakit
Gantar
Perkakas
Majikan
Tuan
Mendingan
Lebih baik
Paledang
Profesi
Teteh
Kerabat
5
Bahasa Madura
Berang
Perkakas
Dinaju
Gelar
6
Bahasa Aceh
Raweet
Aktivitas
7
Bahasa Batak
Libas
Pukul
Molek
Cantik
8
Bahasa Bali
Bangkung
Fauna
Guli
Ukuran
Mbok
Kerabat
Melasti
Upacara agama/adat
Pancawalikrama
Upacara agama/adat
9
Bahasa Sasak
Berugak
Bangunan
10
Bahasa Muna
Dahopi
Upacara agama/adat
11
Bahasa Kaili
Sibalaya
Flora
12
Bahasa Wamena
Saik
Flora
13
Bahasa Banjar
Anang
Gelar
Tanggui
Busana
14
Bahasa Tolaki
Metai-tai
Permainan
Osara
Jabatan
15
Bahasa Toulour
Sangadi
Jabatan
16
Bahasa Lampung
Cudang
Perabot
17
Bahasa Kamoro
Pekoro
Perabot
18
Bahasa Sumbawa
Berang
Senjata
19
Bahasa Using
Lancur
Senjata
20
Bahasa Bauzi
Dao
Senjata
21
Bahasa Asmat
Ces
Senjata
22
Bahasa Sasak
Kecimal
Seni
23
Bahasa Minahasa
Ambal
Penganan
24
Bahasa Bugis Makassar
Barangko
Penganan
Rincara
Transportasi
Sope
Transportasi
25
Bahasa Pulo Wakatobi
Paksangko
Busana
26
Bahasa Mandar
Boko
Busana
27
Bahasa Waropen
Sawado
Transportasi
28
Bahasa Gayo
Cengkung
Aktivitas

Keterangan: *) Makna yang sudah lumrah dalam bahasa Indonesia.
Website:

Diposkan oleh Jason Walker Panggabean di 03.01 diunduh oleh Maz Jumino 27 Oktober 2016 10.07

No comments:

Post a Comment